Jumat, 18 November 2016

mengenal siapakah al biruni?

Nama lengkap al-Biruni adalah Abu ar-Rayhan Muhammad bin Ahmad al-Biruni. Ia dilahirkan di kota Bairun, sebuah kota yang menjadi wilayah Khwarizmi, Persia, pada tahun 973. Nenek moyang al-Biruni adalah bangsa Persia, tapi keluarganya berkebangsaan Iran. Selama dua puluh tahun, al-Biruni tinggal di kota Bairun dan menghabiskan waktunya untuk belajar ilmu astronomi, sastra, dan filsafat. Al-Biruni juga pernah melakukan perjalanan ke sejumlah negara, seperti Persia, Afghanistan, Irak, dan Syam, untuk mendalami seni budaya. Selama itu pula, al-Biruni berinteraksi dengan para penguasa negeri Sasaniyah dan Ghaznawiyah. Dalam perjalanannya itu, al-Biruni sempat bertemu dengan Ibnu Sina. Ia menjadi kawan dekat Ibnu Sina selama tujuh tahun.

Para ilmuwan modern menyebut al-Biruni sebagai salah satu ilmuwan terbesar abad pertengahan. Ia juga dikenal sebagai sarjana yang cerdas, berbakat, dan mempunyai pikiran yang orisinal. Ia mahir matematika, astronomi, fisika, sejarah, geografi, bahasa, dan budaya. Dalam ilmu agama, ia dikenal sebagai seorang guru agama dan cendikiawan Islam yang jujur dan objektif. Dalam ilmu matematika dan astronomi, ia menghasilkan empat puluh buku dan risalah. Nama al-Biruni mulai mencuat pada abad XI ketika kondisi politik Timur Tengah mulai goyah.

Sebagai seorang ilmuwan yang menguasai berbagai ilmu, al-Biruni memperkenalkan pengukuran geodetik, menentukan koordinat sejumlah tempat dengan teliti dan cermat, dan menetapkan arah kiblat dengan bantuan astronomi dan matematika. Selain itu, ia juga ikut menentukan jarak keliling bumi bersama sejumlah ilmuwan lain.

Meskipun mahir berbahasa Persia, tapi al-Biruni menulis sejumlah besar karyanya dalam bahasa Arab. Hanya sedikit karya al-Biruni yang ditulis dalam bahasa Persia asli dan Persia-Arab. Ketika sedang berada di India Barat, al-Biruni sempat mengajar sains Yunani dan ilmu pengetahuan lainnya dengan menggunakan bahasa Sansekerta sebagai bahasa pengantar. Bahasa itu dipelajarinya selama berada di India. Selain belajar bahasa, al-Biruni juga mempelajari adat kebiasaan dan aliran keagamaan masyarakat setempat. Di akhir perjalanan, al-Biruni menulis semua pengetahuannya tentang peradaban India dalam beberapa karya, seperti Tahqiq ma li al-Hind min Maqulah Maqbulah fi al-Aql Au Mardzulah (Penelitian Tentang Pendapat dan Ucapan Bangsa India yang Diterima dan Ditolak Akal)Tarikh al-Umam asy-Syaqiyah (Sejarah Bangsa-bangsa Timur), dan Tarikh al-Hind (Sejarah India).
Biografi Al-Biruni: Ilmuwan Muslim Ahli Penanggalan Tarikh
Al-Biruni juga telah menulis banyak buku matematika dan astronomi. Bukunya yang terkenal dan terlengkap adalah Kitab al-Qanun al-Mas'udi fi al-Haya wa an-Nujum, sebuah buku ensiklopedi astronomi, geografi, dan matematika. Di salah satu halaman buku itu, al-Biruni membahas tentang kompleksitas gerak planet. Al-Biruni menghadiahkan Kitab al-Qanun al-Mas'udi fi al-Haya wa an-Nujum kepada Sultan Ghaznawiyah. Ketika sang sultan hendak memberinya upah, al-Biruni menolak dengan alasan, "Sesungguhnya ilmu dipergunakan untuk ilmu, bukan untuk harta."

Al-Biruni adalah penemu dan peneliti yang sangat cerdas. ia berpendapat bahwa Laut Putih (Laut Tengah atau Mediterania) dan Laut Merah, yang saat itu telah dihubungkan dengan Terusan Suez, sebenarnya saling berhubungan. Ia juga berpendapat bahwa suara lebih cepat dari pada cahaya. Ia menciptakan rumus untuk mengukur perkiraan keliling bola dunia. Di kemudian hari, rumus tersebut dinamakan Kaidah al-Biruni oleh para ilmuwan Barat.

Selain menguasai ilmu eksakta, al-Biruni juga mahir ilmu filsafat, agama, dan sejarah. Para ulama Timur dan Barat menganggapnya sebagai penulis sejarah peradaban bangsa Timur yang paling detail. Semasa hidupnya, al-Biruni telah menulis sejumlah karya, baik dalam bidang astronomi maupun arsitektur. Karya tersebut antara lain al-Irsyad, Tahdid Nihayat al-Amakin Litashih Masafat al-Makasin, at-Tafhim Liawail Sina'at at-Tanjim, Istikhraj al-Autar, as-Saidalah, Risalah fi as-Siah Bain Ahjan al-Ma'adin wa al-Jawahir, dan Risalah fi an-Nasab Bain al-Filzat wa al-Jawahir fi al-Hajm. Di kemudian hari, karya-karya tersebut diterjemahkan dalam berbagai bahasa, seperti Latin, Ibrani, Italia, dan Inggris. Para ilmuwan Barat menganggap al-Biruni sebagai salah satu tokoh yang mempunyai pengaruh besar bagi bangsa Barat dan ilmu pengetahuan modern. Selama hidupnya, al-Biruni telah menghasilkan 138 karya.

Al-Biruni meninggal dunia pada tahun 1050 di Afghanistan.

Minggu, 06 November 2016

APA ITU TARBIYAH?

Tarbiyah berasal dari bahasa Arab yang berarti pendidikan, sedangkan orang yang mendidik dinamakan Murobi.
Secara umum, tarbiyah dapat dikembalikan kepada 3 kata kerja yg berbeda, yakni:
  1. Rabaa-yarbuu yg bermakna namaa-yanmuu, artinya berkembang.
  2. Rabiya-yarbaa yg bermakna nasya-atara’ra-a, artinya tumbuh.
  3. Rabba-yarubbu yg bermakna aslahahutawallaa amrahusasa-ahuuwa qaama ‘alaihi, wa ra’aahu, yang artinya masing memperbaiki, mengurus, memimpin, menjaga dan memeliharanya (atau mendidik).
Makna tarbiyah adalah sebagai berikut:
  1. proses pengembangan dan bimbingan, meliputi jasad, akal, dan jiwa, yang dilakukan secara berkelanjutan, dengan tujuan akhir si anak didik tumbuh dewasa dan hidup mandiri di tengah masyarakat.
  2. kegiatan yg disertai dengan penuh kasih sayang, kelembutan hati, perhatian, bijak, dan menyenangkan (tidak membosankan).
  3. menyempurnakan fitrah kemanusiaan, memberi kesenangan dan kemuliaan tanpa batas sesuai syariat Allah SWT.
  4. proses yg dilakukan dengan pengaturan yg bijak dan dilaksanakan secara bertahap dari yg mudah kepada yg sulit.
  5. mendidik anak melalui penyampaian ilmu, menggunakan metode yg mudah diterima sehingga ia dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  6. kegiatan yg mencakup pengembangan, pemeliharaan, penjagaan, pengurusan, penyampaian ilmu, pemberian petunjuk, bimbingan, penyempurnaan, dan perasaan memiliki terhadap anak.
  7. Tarbiyah terdiri atas (1) Tarbiyah Khalqiyyat, yakni pembinaan dan pengembangan jasad, akal,
jiwa, potensi, perasaan dengan berbagai petunjuk, dan (2) tarbiyah diiniyyat tahdzibiyyat, pembinaan jiwa dengan wahyu untuk kesempurnaan akal dan kesucian jiwa menurut pandangan Allah SWT.
Dalam Islam, istilah pendidikan disebut dengan tarbiyah. Menurut ilmu bahasa, tarbiyah berasal dari tiga pengertian kata -robbaba-robba-yurobbii- yang artinya memperbaiki sesuatu dan meluruskannya.
Sedang arti tarbiyah secara istilah adalah:
1. menyampaikan sesuatu untuk mencapai kesempurnaan, dimana bentuk penyampaiannya satu dengan yang lain berbeda sesuai dengan tujuan pembentukannya.
2. menentukan tujuan melalui persiapan sesuai dengan batas kemampuan untuk mencapai kesempurnaan.
3. sesuatu yang dilakukan secara bertahap dan sedikit demi sedikit oleh seorang pendidik.
4. sesuatu yang dilakukan secara berkesinambungan, maksudnya tahapan-tahapannya sejalan dengan kehidupan, tidak berhenti pada batas tertentu, terhitung dari buaian sampai liang lahad.
5. dijadikan sebagai tujuan terpenting dalam kehidupan, baik secara individu maupun keseluruhan, yaitu untuk kemashlahatan ummat dengan asas mencapai keridhaan Allah SWT seperti tersirat dalam firman Allah:

Apa itu ROHIS?

Rohani Islam (disingkat Rohis) adalah sebuah organisasi memperdalam dan memperkuat ajaran Islam. Rohis sering disebut juga Dewan Keluarga Masjid (DKM).[1] Rohis biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.[1] Fungsi Rohis adalah forum, pengajaran, dakwah, dan berbagi pengetahuan Islam. Susunan dalam Rohis layaknya OSIS, di dalamnya terdapat ketua, wakil, bendahara, sekretaris, dan divisi-divisi yang bertugas pada bagiannya masing-masing. Ekskul ini memiliki juga program kerja serta anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Rohis mampu membantu mengembangkan ilmu tentang Islam yang diajarkan di sekolah.

Kegiatan

Rohis umumnya memiliki kegiatan yang terpisah antara anggota pria (ikhwan) dan wanita (akhwat). Hal ini dikarenakan perbedaan mahram di antara anggota ikhwan dan akhwat tersebut. Kebersamaan dapat juga terjalin antar anggota dengan rapat kegiatan serta kegiatan-kegiatan di luar ruangan. Tujuan utama Rohis mendidik siswa menjadi lebih Islami dan mengenal dengan baik ajaran dan segala hal tentang Islam. Dalam pelaksanaannya, anggota Rohis memiliki kelebihan dalam penyampaian dakwah dan cara mengenal Allah lebih dekat melalui alam dengan cara pembelajaran Islam di alam terbuka (rihlah).

Manfaat

Rohis sendiri memiliki manfaat tersendiri untuk anggota yang mengikuti ekstrakurikuler yang berada di dalam sekolah tersebut, terutama mengajak kepada kebaikan dengan agenda-agenda yang bermanfaat. Rohis bukan sekadar ekskul biasa. Lebih dari itu Rohis adalah satu-satunya organisasi yang komplit dan menyeluruh. Ilmu dunia dan ilmu akhirat dapat ditemukan di sini. Rohis juga media pengajaran cara berorganisasi dengan baik, pembuatan proposal, bekerja sama dengan tim, dan pendewasaan diri karena dituntut untuk mengutamakan kepentingan kelompok atau jamaah di atas kepentingan pribadi.

Sejarah

Rohis berdiri sejak akhir tahun 1980, berawal dari sebuah upaya dan keinginan untuk memberikan solusi kepada para pelajar Muslim untuk menambah wawasan Islam, karena jam pelajaran di sekolah sangat terbatas sehingga Rohis sebagai wadah memperdalam agama Islam.

Kegiatan

Kegiatan-kegiatan Rohis adalah sebagai berikut:[1]
  • Pembelajaran Islam lewat metode kelompok setiap minggu.
  • Pembelajaran Islam di alam terbuka.
  • Malam bina iman dan takwa (mabit).
  • Baca tulis Alquran (BTA).
  • Perbaikan bacaan Alquran dengan tajwid aplikatif (tahsin).
  • Penghafalan Alquran sehari 1 ayat.
  • Pelatihan motivasi untuk menyeimbangkan kecerdasan intelektualkecerdasan spiritual, dan kecerdasan emosional.
  • Kelompok belajar untuk mencetak muslim berprestasi.